Run with Caution: Ancaman Siber di Balik Euforia Event Lari

Photo by Cecep Rahmat on Unsplash

Introduction

Di tengah hiruk pikuk tren lari yang semakin masif, terutama di kalangan Gen Z, ada satu pertanyaan krusial yang sering terlupakan: apakah data pribadi kita aman?

Popularitas lari memang tak bisa dimungkiri. Selain murah dan mudah, lari menawarkan segudang manfaat kesehatan dan membentuk komunitas yang suportif. Ditambah lagi, kehadiran media sosial menjadikan lari sebagai tren yang “Instagram-able”. Berbagai event lari yang menarik pun menjamur, dari fun run sampai maraton internasional, semuanya kini bisa didaftarkan secara digital hanya dengan sentuhan jari. Cukup isi data diri, bayar, sudah dapat BIB (nomor peserta).

Kemudahan itu ternyata menyimpan bahaya tersembunyi. Pernahkah kamu berpikir, seaman apa sih situs web pendaftaran event lari yang kamu gunakan? Di negara kita, berita kebocoran data seolah jadi santapan harian, menimpa berbagai platform mulai dari e-commerce, logistik, perbankan, hingga instansi pemerintah. Data yang bocor ini sering kali berakhir di forum-forum hacker dan dijual bebas.

Sebagai pengguna, kita sering merasa pasrah. Tapi, tahukah kamu dampak dari kebocoran data itu? Dampak paling nyata adalah menjadi target penipuan. Para penipu kini lebih canggih karena mereka sudah punya informasi pribadi kita. Mungkin kamu pernah mengalami, atau setidaknya mendengar cerita, di mana ada penipu yang menelepon atau mengirim pesan dan tahu nama lengkapmu.

Bagi kita yang awam dengan dunia IT, situasi seperti ini bisa sangat meyakinkan. Kita akan mudah percaya bahwa panggilan atau pesan itu datang dari pihak yang kita kenal atau bahkan instansi resmi. Kita baru sadar ketika saldo di rekening tiba-tiba lenyap, uang ditransfer ke orang tak dikenal, atau menjadi korban pemerasan.

Selain platform yang sudah saya sebutkan di atas, data kamu juga bisa bocor melalui website pendaftaran event lari yang tidak aman. Lalu, kalau sudah begini, apa yang dapat diambil? pelajaran? hikmahnya?

Daripada bingung, artikel ini ditujukan untuk dua pihak: pemilik/pengembang situs web event lari dan para pelari itu sendiri.

Bagi pemilik dan pengembang, sudah saatnya meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan data pengguna. Melindungi data bukan hanya soal etika, tetapi juga dapat membangun reputasi dan kepercayaan. Di tengah kompetisi yang ketat, situs web yang aman akan lebih dipilih oleh calon peserta.

Sementara itu, bagi kalian para pelari, tetaplah berhati-hati. Jangan mudah percaya dengan tautan atau pesan yang mencurigakan, meskipun tampaknya berasal dari pihak yang sah. Selalu cek kembali keaslian situs web pendaftaran dan pastikan koneksinya aman.

Euforia lari memang menyehatkan, tapi jangan sampai kelalaian digital merugikan kita. Semoga artikel ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua agar tetap aman dan waspada di dunia digital.

Setelah menganalisis bagaimana situs saya dieksploitasi, saya menyadari pentingnya fokus pada keamanan pengguna dan sistem secara keseluruhan. Dari studi kasus ini, ada beberapa poin krusial yang harus segera saya perbaiki.

1. Keamanan Data di API Saya harus membatasi data yang dikirim dalam setiap respons API. Mengembalikan semua data, meskipun tidak digunakan di tampilan publik, adalah praktik yang berbahaya. Ke depannya, saya akan memastikan respons hanya berisi data yang benar-benar dibutuhkan.

2. Perbaikan Berbagai Kerentanan Kasus ini menunjukkan perlunya perbaikan menyeluruh pada berbagai sisi:

  • Stored XSS, Untuk mencegah serangan ini, saya akan menerapkan sanitasi input dan output secara ketat. Menambahkan Web Application Firewall (WAF) juga bisa menjadi lapisan pertahanan tambahan untuk memblokir payload berbahaya. Atau terapkan CSP (Content Security Policy).
  • Access Control, Saya perlu memperkuat kontrol akses agar endpoint administratif tidak bisa diakses dari luar. Endpoint sensitif harus dilindungi dengan otentikasi yang kuat.
  • Parameter Tampering, Validasi harga harus dilakukan di sisi server untuk mencegah manipulasi. Daripada mengambil harga langsung dari endpoint, saya akan memanggil data harga dari backend dan menggunakannya untuk membuat pembayaran.
  • CSRF, Saya harus memperketat mekanisme Cross-Site Request Forgery (CSRF) untuk melindungi permintaan penting dari penyerang.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, saya berharap dapat membangun sistem yang jauh lebih aman dan tidak merugikan user.

POV User

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Multi-Stage Social Engineering Attack pada Korban Penipuan

Next Post

Reducing the manual process of looking for XSS with dursgo/dalfox/nuclei.

Related Posts